|

Mengejar Surga


by : makasin

Wajahnya sangat indah, putih dan bersih. Hidung mancung, bibirnya, ah, sangat memancing nafsu. Senyumnya begitu membuat hatiku tegang. Dari kaca hitam setebal 5 inci, Aku melihatnya berjalan dari arah gerbang sekolah sambil menebarkan senyum senyum manis. Kata teman temanku Dia cantik. Namun Aku belum menyimpulkannya. Aku hanya tersipu melihat lambaian tangan dan sesekali melihat senyumannya. Ah, barang kali Aku hanya kagum.

Sin...!!!! Kamu mau bayar, atau ngelamun...!!! bentak taufiq sambil menarik lenganku. SPP Aku bayar dengan cepat. Aku bergegas kembali stand di belakang kaca hitam. Oh, ternyata Dia sedang naik tangga. Aku hanya menyimpan gambar model batik kerudung belakangnya. Ok, satu persatu Aku mulai mengamati pakaian yang Dia kenakan. Aku keluar dari ruang TU masih dengan gambar gambar yang tadi, senyum, lambaian tangan dan kaca hitam setebal 5 inci yang menyelamatkanku dari pandangannya. Keadaan seperti ini mebuat Taufiq bertanya :” Sin, Kamu kenapa sih? Dari tadi ngelamun dan senyam senyum sendiri?” Koyo wong edan “. Aku hanya melempar senyum padanya sebagai jawaban “hyehehe”. Hih, tambah gendeng ( edan, basa jawa) saut Taufiq. Parjalanan ke kelas begitu indah. Apalagi udara saat itu sejuk dan cerah. Angin hanya meniup pelan, menghapus brintik keringat di kening. Seakan alam pun meridhoiku. Tiba-tiba, Taufiq berhenti dan mengelus-elus kepalAku. “ Sin, kalau Kamu ada masalah, atau punya sesuatu yang ada di hati, konsultasikanlah kepada senior yang kemu percayai. Eh, kebetulan Kamu kan akrab dengan mas Ipung tuh, Kamu main kesana aja. Dia kan ahli cinta, ekonomi, sosial, politik bahkan kebudayan. Maukan Kamu pergi ke sana?” saran Taufiq. Aku kembali melempar senyum sebagai jawaban “hyehehe”. “Ah, wong edan..!!! guendeng!!!! Sutres!!! “ Taufiq emosi. “hyahaha Taufiq.....Taufiq....kenapa Kamu emosi melihatku?? Ah, padahal Aku sedang menikmati surga dunia yang mampir di anganku. Huh, surga...surga....siapakah namamu??” kata hatiku sambil masuk kelas.

Aku tidak duduk berdampingan dengan Taufiq. Pak Guru di depan kelas menerangkan pelajaran. Aku duduk tegap menghadap ke depan kelas. Namun yang terlihat di depan mataku masih senyuman, wajah cantik, kerudung coklat berbatik tebal. Tidak ada yang menyangka jika Aku sedang memikirkan hal itu. Pak Guru pun kelihatan yakin kalau Aku sedang memperhatikannya. Padahal, itu salah. Maaf Bapak Guru...!!!!! Bapak tertipu. Pelajaran selesai. Para siswa pulang bersamaan. Keluar kelas, dadaku berdetak keras. Aku siap-siap memandang paras indah. Sesekali menarik nafas dalam-dalam. Huh, Sambil melirikkan mata ke sebelah kiri, menyisir dimana bidadari itu. Kaki terus melangkah hingga teras bawah dan melangkah ke halaman sekolah. Tatapan wajahku sesekali mengarah ke kiri. Namun Aku tidak dapat menemukannya Diantara kerumunan kerudung coklat. Hingga sampai dekat gerbang, Aku sama sekali tidak melihatnya. Ah, Aku terlalu berharap. Aku menarik nafas dalam-dalam, untuk menenangkan hati. Hati mulai sedikit ikhlas untuk tidak melihatnya. Toh, nanti sore ada acara di sekolah lagi yang bidadari itu ikut dalam acara. Aku bergegas pulang ke asrama pondok sambil bercanda bersama teman-temanku.

Di sudut teras, lamunanku bersambung sambil makan siang. “Hue..!!! makan apa ngelamun..???” gertak Aji. “ Sin, lagi mikir apa sih?” katanya. Aku hanya tersenyum “hyehehe”. “ hayoo, lagi jatuh cinta ya? Sama siapa sih Sin?” sit shuiiit.....Samsul menggodaku. Aku kembali melempar senyum “ hyehehe”. “ Ah, ngguya ngguyu wae kon ket mau..!!! gwendeng arek iki.” Rupanya Taufiq emosi lagi. Aku menceritakan apa yang terjadi padaku setelah makan. Sambil berjalan beramai-ramai, “ Benar Sin, Kamu lagi jatuh cinta. Siapa namanya Sin?” samsul bertanya. “ Aku juga belum tahu namanya, sul“. “ heh, santri itu tidak boleh pacaran ...!!! ujar Ahmad Si santri muthi’. “ Ah, kata siapa Mad, Kamu tahu nggak, para ustadz yang sukanya makan di warung dekat asrama pondok putri?? Beliau-beliau makan sambil TP2, alias tebar pesona di depan santri putri.” Sambung Samsul. “Ah, wes-wes kok malah ngowo-nggowo ustadz barang. Ngene lho tak kandani, Aku ngaji karo pak kyai jawa timur, tapi lali jenenge. Ngene munine, al hubbu khofiyyun min an yuro, wa jaliyyun min an yukhfa.” Ujar Taufiq. “cinta itu tidak akan bisa terlihat, namun, cinta tidak bisa disembunyikan, kiro-kiro ngunu artine”. Ah, kalau untuk bicara soal cinta, tidak akan habis dalam waktu sesingkat perjalanan ini. Aku kembali fokus, mencari tahu Dia lebih banyak. Kaki terus berjalan hingga asrama.

== == == ==

Aku mulai fokus, ya, fokus. Mandi, memakai baju rapi. “ Sul, Gasbimu masih? Minta dikit dong.” Demi penampilan. “Nang, minta vaselinnya ya??”. Dua hal ini memang tidak pernah Aku lakukan sebelumnya. Kali ini aja, yang namanya usaha. Bismillah.....Aku berangkat lebih awal. Sampai di sekolah, Aku duduk di dipan dengan pintu terbuka. Siapapun yang datang pasti kelihatan. Uh, anak putri mulai berdatagan, saatnya konsentrasi....!!! Lima menit telah berlalu, belum juga datang. Aku tarik nafas dalam-dalam, sambil menenangkan diri. Itu, itu Dia. Bidadari yang Aku tunggu. Aku mencari posisi yang pas untuk melihatnya. Ah, sial...!!! Kerumunan teman-temannya membuat Dia tidak terlihat. Aku bersabar. Eh, yap kena...!!! Aku melihat kakinya yang pakai sandal warna orange. Ok, nggak papa, satu lagi tersimpan. Selain Dia punya kerudung coklat berornamen tebal, rupanya sendal yang dipakai berwarna orange. Dapat satu poin. Teman-teman pun datang ke kelas. Ini pelajaran Al-Qur’an, Qiro’ati namanya. Aku biasanya di ajar oleh ustadzah yang ganas. Jadi, Aku kembali fokus ke Qiro’ati. Belajar selesai. Aku sangat penasaran dengan namanya. Apa Aku langsung kenalan aja ya?? Hmm.....ah, jangan keburulah. Waktu masih banyak. Kelas putri kelihatannya sudah pulang. Ok, nggak papa Aku pulang sendirian. Sampai pintu gerbang, Aku di panggil satpam sekolah. “Sin, sini..!!” Biasa, kita sering ngobrol dan minum teh bersama di kardu satpam. Aku ngobrol dan bercanda tawa, hingga tidak memperhatikan orang lewat di depanku. tiba-tiba ada cewek yang berlarian sambil teriak, “ Sum....Sumiii...tunggu Aku....!!!!” dan terus berlari sambil menyinsingkan roknya. Aku pun penasaran siapa sih yang dipanggil. Iseng aja Aku melihat ke belakang. Ooohh.......ternyata yang dipanggil bidadari itu.....!!! ketika bidadari itu melihatku, Aku justru kabur kedalam pos satpam dan bersembunyi. Aku malu. Dadaku berdetak kencang, seakan mau pecah. Aku mengambil nafas dalam-dalam, biar tenang. Tatapan matanya tajam...keningku mulai berkeringat. “ ada apa sin?? Satpam terheran. Beberapa saat Aku keluar. Dan hanya senyuman yang Aku berikan kepada satpam sebagai jawaban “ hyehehe”. Ternyata namanya Sumi. Sumi artinya apa ya?? Ah, gak penting. Ok, pak satpam Aku pulang dulu.....!!. Pulang dengan hati riang, segar dan bersemangat.

Malam hari, Aku tidur berdampingan dengan Bagus. Dia sangat pandai dalam hal cewek. Aku pun menceritakan apa yang terjadi padaku, ketika lampu kamar dimatikan. Belum Aku selesai cerita, Dia bilang :” tembak aja Sin..!!!, sebelum orang lain menyerobot”. Ah, Kamu ini Gus, main tembak aja. “ lho, begini Sin, orang seperti Sumi, pasti banyak yang ngelirik. Aku pun dulu sempat...” eh, jadi Kamu dulu sudah men....” bentar to Sin...!!!! dengerin dulu. Tenang. Aku sempat suka aja, tapi nggak nembak kok. Aku keburu jadian sama Santi”. Oooo, Aku kembali tenang. Trus gimana Gus? “ ya, tembak aja...!!! tapi Aku nggak begitu ganteng Gus, seperti Kamu..!! “Begini Sin, kalo cewek, cantik itu bonus. Tapi nggak begitu penting. Yang penting, cewek itu baik dan setia. Sama kalo ganteng, bonus. Yang penting sungguh-sungguh dan bertanggung jawab”. Gus, Gus...enak nggak sih pacaran?? “ Ah. Payah Kamu Sin..!!! gini lo Sin, kalo Kamu melihatnya surga, wajahnya putih bening, matanya tajam, hidungnya mancung, bibirnya, uh, gila manis banget..!!! dan itu akan selalu dekat denganmu. Bisa-bisa dadamu tidak kuat menahan detakan, DUAARRR....!!!!! nafasmu seakan berhenti di tengah fatamorgana. Sin, sin, Muhlisin...!!! eh, diceritain malah tidur...!!!! ya udahlah Aku juga ngantuk.

Posted by grazeev 047 on 10.51. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Blog Archive

Labels

Recently Commented

Recently Added